Jumat, 13 Desember 2013

Tulisan Bahasa Indonesia

Perekonomian Indonesia 2014 Diprediksi Lebih Baik

(Rabu, 27 November 2013)
JAKARTA, KOMPAS.com - Perekonomian Indonesia di tahun 2014 diprediksi lebih baik dibanding tahun ini. Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik UGM, A Tony Prasetiantono mengungkapkan ada dua faktor pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, eksternal dan internal.

"Proyeksi saya pertumbuhan ekonomi tahun depan lebih baik. Saya surprise dengan ramalan Bank Dunia dan IMF yang meramal kita di level rendah. Menurut saya kita masih di kepala 5 ke atas," kata Tony ditemui di sela-sela gelaran Kompas 100 CEO Forum, di Jakarta, Rabu (26/11/2013).

Sebagaimana diberitakan, Bank Dunia memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 hanya 5,6 persen dan tahun depan (2014) 5,4 persen. Sementara IMF meramal, pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,3 persen (2013) dan 5,5 persen (2014). Namun, Tony menilai, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan bisa menyentuh level 6. Ia mengatakan demikian, melihat ramalan IMF dan Bank Dunia sendiri yang meramalkan kondisi ekonomi global pulih dan lebih baik. Menurutnya, agak aneh ketika kondisi ekonomi global diprediksi membaik, di sisi lain pertumbuhan ekonomi Indonesia diramal turun.
"Kondisi ekonomi global lebih baik, karena pertama, pertumbuhan ekonomi Amerika diprediksi 2,6 persen, yang tahun ini hanya 1,7 persen," lanjut dia.
Selain itu, kondisi global juga didorong pertumbuhan ekonomi China yang diperkirakan tembus 8 persen. China kata dia, diprediksi tetap kebanjiran investasi meski telah berupaya mengerem petumbuhan.
"Jadi, kalau China dan AS baik, maka seluruh dunia terdorong. Karena keduanya, dua ekonomi besar dunia dengan PDB AS 16 triliun dollar AS, dan PDB China 8,5 triliun dollar AS," ujarnya.
Dari faktor internal ia menyebut, besar kemungkinan tak ada kenaikan BBM di tahun depan. Pertimbangannya, kata dia, sangat politis. Pemerintah tak akan berani menaikkan harga BBM. Dengan demikian, diperkirakan inflasi tahun depan bisa turun menjadi 5,5 - 5,6 persen, jauh lebih rendah dibanding tahun ini yang proyeksinya hingga akhir Desember mencapai 8,7 persen. "Pemilu kita tahun depan juga tidak akan ricuh. Karena ini benar-benar yang ditunggu masyarakat. Masyarakat sudah pingin ganti pemimpin, sudah lelah dengan yang sekarang ini. Jika pemimpin yang dihasilkan bagus, ini menjadi sentimen positif bagi perekonomian," katanya. Selain itu, faktor internal lainnya adalah bagusnya kondisi perbankan. Menurutnya tidak ada alasan bagi perbankan untuk tidak bisa lakukan ekspansi. Melihat NPL yang cukup terjaga di bawah 3 persen, dan CAR di level 18 persen.
"Ada satu ramalan yang mendekati ramalan saya yaitu dari ADB, 5,7 persen. Saya perkirakan pertumbuhan ekonomi paling jelek 5,8 persen. Kalau enggak naik setidaknya lebih tinggi dari perkiraan Bank Dunia dan IMF," katanya. 

Analisa:

Merupakan kabar baik apabila mendengar Indonesia mengalami peningkatan di bidang ekonomi. Karena selama ini dilihat, bahwa perekonomian Indonesia dinilai melemah. Ada penilaian yang mengatakan bahwa nantinya, pada tahun 2014 perekonomian Indonesia mengalami penurunan dari 5,6 persen menjadi 5,4 persen. Tetapi dilain pihak mengatakan, bahwa perekonomian Indonesia akan mengalami peningkatan sampai 5,8 persen bahkan bisa sampai level 6.
Ada beberapa faktor yangmendorong perekonomian di Indonesia antara lain:
  1. Pengelolahan Rezim Ekonomi Pasar Bebas
  2. Peningkatan Daya Saing Ekonomi Indonesia
  3. Iklim Ekonomi Yang Kondusif Untuk Investasi (Politik dan Stabilitas Keamanan)
  4. Pengelolahan Otonomi Daerah
  5. Kepastian Hukum dan Kepastian Berusaha
  6. Peningkatan Jumlah Entrepreneur dan Mendorong Pertumbuhan Sektor Riil
  7. Peran Intermediasi Perbankan
  8. Reformasi Birokrasi
  9. Pembenahan Infrastruktur
  10. Agroindustri dan Agrobisnis sebagai Pritoritas
Faktor-faktor diatas merupakan faktor internal perekonomian Indonesia, sedangkan faktor eksternalnya adalah menurun atau tidaknya perekonomian negara maju yang berpengaruh seperti Amerika Serikat dan Cina, stabilitas kegiatan ekspor impor dan Utang Luar Negeri (ULN). Amerika Serikat dan Cina sangat berpengaruh terhadap perekonomian di Indonesia dan negara lainnya karena kedua negara tersebut memiliki kekuatan ekonomi yang besar terhadap perekonomian dunia, baik dari segi finansiil maupun segi tenaga kerja, Amerika Serikat dan Cina sangat berkuasa. Selain itu, kedua negara tersebut secara geografi dan ekologi bumi, memiliki wilayah yang luas sehingga memiliki sumber daya alam yang luas pula. Terlebih lagi kedua negara tersebut memiliki nilai kurs mata uang yang berkuasa, sehingga sebagian besar transaksi di dunia menggunakan kurs mata uang kedua negara tersebut.
Menurut saya, apabila pereknomian di Indonesia dianggap sehat dan mengalami kenaikan, maka faktor yang mendorong adalah kekuatan negara maju (Amerika Serikat dan Cina) yang mengalami pertumbuhan ekonomi juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar