Investor Asia Sambut Baik Kebijakan the Fed
(Kamis,
19 Desember 2013)
TOKYO,
KOMPAS.com - The Federal Reserve akhirnya memutuskan untuk
melakukan tapering stimulus mereka sebesar 10 miliar dollar AS.
Dengan demikian, jumlah stimulus yang akan digelontorkan per bulannya
menjadi 75 miliar dollar AS. Bagaimana pelaku pasar Asia menanggapi
kebijakan ini?
Rupanya,
investor Asia menyambut positif langkah the Fed. Pada pukul 09.43
waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific naik 0,3 persen. Sementara itu,
indeks Nikkei Jepang naik 1,7 persen, indeks S&P/ASX 200
Australia naik 0,9 persen, dan indeks Kospi Korea Selatan naik 0,7
persen.
Kebijakan bank sentral AS ini menandai bahwa perekonomian AS semakin membaik setelah terjerumus ke jurang resesi beberapa tahun terakhir. Selain itu, keputusan the Fed ini juga mengakhiri ketidakpastian yang selama ini sudah menggelayuti pasar.
Kebijakan bank sentral AS ini menandai bahwa perekonomian AS semakin membaik setelah terjerumus ke jurang resesi beberapa tahun terakhir. Selain itu, keputusan the Fed ini juga mengakhiri ketidakpastian yang selama ini sudah menggelayuti pasar.
"Ini
merupakan win win solution bagi pasar. Pelaku pasar lebih
optimistis terhadap tingkat pengangguran dan ekonomi AS," papar
Shane Oliver, head of investment strategy AMP Capital Investors Ltd
di Sydney.
Sumber:http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/12/19/0957273/Investor.Asia.Sambut.Baik.Kebijakan.the.Fed
analisa:
Amerika
Serikat merupakan salah satu negara yang mana perekonomiannya
memperngaruhi negara-negara di dunia. Dilihat dari beberapa waktu
belakangan, Amerika Serikat mengalami krisis yang berdampak pada
perekonomiannya. Hal menyebabkan kemerosotan perekonomian pada negara
lain. Resesi atau kemerosotan adalah kondisi ketika Produk Domestik
Bruto menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif
selama dua kuartal atau lebih dari satu tahun. Resesi dapat
mengakibatkan penurunan secara stimulan pada seluruh aktivitas
ekonomi seperti lapangan kerja, investasi dan keuntungan perusahaan.
Kerugian yang didapat negara lain dari adanya resesi yang dihadapi
oleh Ameika Serikat dihadapi dengan berbagai antisipasi, seperti
melindungi mata uang negara sendiri, sehingga tidak terbawa arus
krisis yang dihadapi oleh Amerika Serikat. Karena, apabila suatu
negara gagal dalam melindungi nilai kurs mata uangnya, maka akan
menyebabkan inflasi.
Tapering
adalah Bahasa Inggris yang jika diartikan secara harfiah adalah
peruncingan. Dalam hal ini, Tapering The Fed adalah sebuah program
yang dilakukan oleh The Fed untuk memotongan program pembelian aset
yang tiap bulan dikucurkan oleh AS sebanyak 85 miliar Dolar AS. Kata
"Tapering The Fed" seolah tak bisa lepas dengan kata
"Quantitative
Easing" atau pelonggaran kuantitatif.
Quantitative Easing inilah yang akan di-tapering-kan. Quantitative
Easing (QE adalah sebuah stimulus ekonomi yang dilakukan oleh Bank
Sentral AS alias The Fed dengan membeli obligasi perumahan dan produk
keuangan untuk menambah cadangan dana perbankan, sehingga bank dapat
menurunkan suku bunga.
Ada
beberapa pengaruh dari Tapering yang dilakukan oleh The Fed, yaitu
jika The Fed jadi mengurangi stimulusnya maka nilai US dollar akan
menguat karena bank sentral secara efektif menerapkan kebijakan uang
ketat, meski hal ini telah diantisipasi oleh para pelaku pasar. Dan
hal tersebut akan mengakibatkan gejolak mata uang yang cukup
berpengaruh terutama bagi negara-negara berkembang. Bagi negara
ekonomi terbesar kedua di dunia, Cina, tapering akan berdampak dengan
sulitnya penerapan kebijakan perekonomian sehat dan seimbang akibat
akan adanya krisis keuangan akibat investasi dan kredit bank
yang berlebihan, serta spekulasi real estate dan komoditi yang cukup
tinggi. Dalam keadaan yang belum pasti, yaitu keadaan apakah tapering
benar-benar akan dilaksanakan atau tidak, permintaan mata uang safe
haven seperti US dollar dan Yen Jepang tentu akan kembali meningkat.
Sedangkan
dampak tapering The Fed bagi Indonesia dapat berpengaruh positif dan
negatif. Positifnya, untuk jangka pendek, ekonomi Indonesia akan
mendapat keuntungan dari tapering The Fed ini. Bursa Efek Indonesia
akan kembali mendapatkan limpahan dana asing sehingga harga saham
yang likuid akan naik cukup signifikan. Di samping itu, nilai tukar
rupiah juga dapat menemukan titik kesetimbangan baru. Dengan kondisi
neraca transaksi berjalan (current acount) dan defisit neraca
perdagangan yang sedang dihadapi Indonesia, keseimbangan baru rupiah
akan berada di kisaran Rp 10.500 sampai Rp 11.000 (per dollar AS).
Sedangkan dampak negatifnya adalah krisis keuangan baru dan tingginya
suku bunga bank sehingga mengacaukan keseimbangan bisnis properti.
Dan
pada kenyataannya, tapering stimulus yang dilakukan oleh The Fed
ditanggapi dengan baik oleh investor Asia, yang menandakan bahwa
perekonomian di Amerika Serikat semakin baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar