Jumat, 27 Desember 2013

Tugas 5 Bahasa Indonesia 2

Contoh-contoh Paragraf.
  1. Paragraf Generalisasi
    Tidak mudah udah bekerja di Badan Usaha Milik Negara. Apabila hendak melamar pekerjaan di BUMN, harus memenuhi persyaratan-persyaratan khusus dari perusahaan tersebut. Seperti contohnya, untuk bekerja di PT. TASPEN, yaitu Badan Usaha Milik Negara, syarat utamanya adalah sarjana, berpenampilan menarik, enerjik, dan ramah. Tinggi dan berat badan menjadi pertimbangan perusahaan. Tinggi dan berat badan harus proporsional. Selain itu, PT. TASPEN juga memberikan syarat TOEFL score minimum 500 bagi Sarjana S1. Calon karyawan juga harus memiliki Indeks Prestasi minimal 2,75. Karena BUMN merupakan perusahaan milik negara, maka calon karyawan dipastikan memiliki standar untuk bekerja di PT. TASPEN. Oleh karena itu,untuk menjadi karyawan PT. TASPEN tidaklah mudah. Harus memenuhi persyaratan. Terlebih lagi persyaratan yang paling sulit, yaitu calon karyawan harus bersedia tidak menikah selama dua tahun sejak bersangkutan melaksanakan Pendidikan dan Latihan Pra Kerja. 

  2. Paragraf Analogi
    Ada bermacam-macam jenis auditor di Indonesia, seperti contohnya auditor publik dan audit pajak. Kedua jenis auditor ini memiliki perbedaan. Auditor publik melaksanakan tugasnya untuk perusahaan swasta dengan memeriksa Laporan Keuangan perusahaan. Sedangkan, auditor pajak melaksanakan tugasnya untuk perusahaan-perusahaan yang membutuhkan jasa verifikasi dalam perpajakan. Selain itu, kedua jenis auditor tersebut melakukan pekerjaan ditempat berbeda, mengikuti apa peranan auditor tesebut. Namun demikian, meskipun pekerjaan berbeda jenis, tetapi tetap satu jenis pekerjaan, yaitu auditor. 

  3. Paragraf Kausalitas (Sebab-Akibat)
    Merosotnya nilai kurs rupiah sangat berdampak negatif bagi negara Indonesia. Kurs dolar meningkat, sehingga kurs rupiah mendapat tekanan. Hal yang lebih menakutkan ketika mendengar isu bahwa Indonesia akan berada dalam krisis moneter. Kurs rupiah tidak kunjung mengalami peningkatan. Akibatnya, banyak investor yang mundur. Mereka khawatir bahwa akan mengalami kerugian yang besar apabila berinvestasi di perusahaan Indonesia. Selain itu, harga barang akan mengalami inflasi dan terjadi Pemutusan Hubungan Kerja akibat turunnya jumlah produksi perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar