Sabtu, 21 Desember 2013

Tulisan Bahasa Indonesia

Kurs Rupiah Picu Saham Lemah

(Rabu, 11 Desember 2013)

TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK – Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup melemah tipis 3,93 poin atau turun 0,09 persen ke level 4.271,74. Sementara Indeks LQ45 menguat tipis 0,04 persen ke level 714,03, serta IHSG menyentuh nilai tertinggi di level 4.282,11 dan terendah di level 4.235,42, Rabu (11/12/2013).
Branch Manager Universal Broker Pontianak, Sutopo Widodo, menuturkan, secara sektoral hingga penutupan perdagangan sektor aneka industri dan pertambangan memimpin pelemahan di mana masing-masing tercatat turun 1,04 persen dan 0,63 persen. Sedangkan sektor infrastruktur berhasil menguat 0,96 persen dan perbankan juga menguat 0,32 persen.
Investor asing mencatatkan pembelian bersih senilai Rp 171,41  miliar dengan frekuensi transaksi sebanyak 113.993 kali pada volume 4,62 miliar lembar saham senilai Rp 4,45 triliun. Selama  perdagangan terdapat sebanyak 104 saham naik, dan 160 saham turun.
“Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini ditransaksikan anjlok menembus angka 12 ribu, tepat di posisi Rp 12.011 per dolar Amerika atau turun 0,76 persen. Sedangkan  bursa regional ditutup anjlok seiring anjloknya bursa Amerika karena ketidakpastian negosiasi anggaran dan mulai timbulnya kekhawatiran terjadinya tapering,” ujarnya kepada Tribun, Rabu (11/12/2013).
Sutopo merincikan harga penutupan bursa di Asia selama perdagangan, seperti Indeks Komposit Shanghai melemah 33,33 poin atau 1,49 persen ke level 2.204,17. Indeks Hang Seng melemah 405,95 poin atau 1,71 persen ke level 23.338,24 dan Indeks Nikkei melemah 96,25 poin atay 0,62 persen ke level 15.515,06 serta Indeks Straits Times melemah 16,35 poin atau 0,53 persen ke level 3.065.37.
Sementara saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Bank Mayapada (MAYA) naik 17,24 persen ke Rp 1.700, Equity Development Investment (GSMF) naik 10,84 persen ke Rp 92, dan Wilmar Cahaya Indo (CEKA) naik 100,81 persen ke Rp 1.320.
 Sedangkan saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain, Nusantara Inti (UNIT) turun 5 persen ke Rp 380, Jakarta International Hotels (JHID) turun 9,19 persen ke Rp 1.680, Leyland International (LAPD) turun 5,45 persen ke Rp 104, dan Asia Plast Industries (APLI) turun 7,35 persen ke Rp 63.
“Dengan demikian, pergerakan saham pada Kamis (12/12/2013) besok, IHSG berpotensi melanjutkan pelemahan seiring belum kembalinya pelemahan rupiah dan belum adanya sentimen positif yang mempengaruhi bursa. Kisaran support akan berada di Rp 4.173 dan resistance berada pada Rp 4.308,” katanya.


analisa:

Banyak dampak yang ditimbulkan dari melemahnya nilai kurs rupiah. Mulai dari harga emas yang berfluktuasi, dan belakangan ini dikabarkan bahwa harga emas merosot tajam. Kemudian, investor yang berinvestasi di Indonesia menjadi kehilangan kepercayaan terhadap nilai rupiah karena rupiah semakin mengalami penurunan. Selain itu, dampak menurunnya nilai kurs rupiah adalah inflasi yang kemudiaan akan mengakibatkan krisis moneter yang sangat dihindari oleh Indonesia. Kurs rupiah menurun juga menyebabkan masalah bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Karena, apabila kurs rupiah terus menerus mengalami kemerosotan, maka dampak yang paling signifikan terdapat di pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menurut tulisan dari Tribunnews diatas, menyebutkan salah satu masalah yang dihadapi dari merosotnya nilai kurs rupiah. Kurs rupiah juga memicu harga saham menjadi melemah. Hal ini disebabkan investor asing khawatir dengan keadaan nilai kurs rupiah. Disamping itu, keadaan kurs dolar mengalami peningkatan. Investor asing lebih memilih mempercayai transaksi dengan menggunakan kurs dolar, sehingga, saham- saham milik Indonesia pun mengalami kemerosotan. Kasus tersebut merupakan salah satu contoh dari melemahnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Ada beberapa penyebab lain dari anjloknya nilai kurs rupiah. Adanya rilis defisit neraca perdagangan atau berkurangnya kas pemerintahan akibat pengeluaran yang berlebihan. Hal ini akan mempercepat laju inflasi yang akan menyebabkan Negara Indonesia harus mengalami krisis pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya kemerosotan nilai kurs rupiah, diharapkan berbagai aksi dari pemerintahan untuk menindaklanjuti dan membuat berbagai antisipasi agar pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak mengalami krisis moneter seperti terdahulu.

1 komentar:

  1. Casinos to Play for Real Money (2021) - Casino Roll
    Casino Roll offers 스피드 바카라 new users the 온라인슬롯사이트 chance to test the free 벳 365 한글 play, casino games and other online 아시안부키 services with no deposit 바카라 커뮤니티 required.

    BalasHapus