Pemilu
2014, Swasta Bakal Kurangi Investasi
JAKARTA, KOMPAS.com - Investor swasta
diperkirakan bakal mengerem investasinya pada tahun depan, menyusul
diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu). Guna menopang target investasi, BUMN
harus harus mengeluarkan belanja modal lebih tinggi.
Sekretaris Komite Ekonomi Nasional (KEN), Aviliani menjelaskan, swasta akan memilih berhati-hati dalam menjalankan bisnisnya tahun depan. "Untuk itu, kita berharap MP3EI tahun depan bisa berjalan, meski saat ini belum ada 20 persen. Karena 2014 nanti kecenderungan swasta atau investor mengerem. Artinya, BUMN harus keluarkan capex lebih tinggi," kata Aviliani, di Jakarta, Senin (28/10/2013).
Sekretaris Komite Ekonomi Nasional (KEN), Aviliani menjelaskan, swasta akan memilih berhati-hati dalam menjalankan bisnisnya tahun depan. "Untuk itu, kita berharap MP3EI tahun depan bisa berjalan, meski saat ini belum ada 20 persen. Karena 2014 nanti kecenderungan swasta atau investor mengerem. Artinya, BUMN harus keluarkan capex lebih tinggi," kata Aviliani, di Jakarta, Senin (28/10/2013).
Selain kecenderungan mengerem investasi pada masa
pemilu, para investor swasta juga masih akan memilih wait
and see siapa presiden yang terpilih mendatang.
Biasanya, kata dia, investor swasta lebih takut kepada presiden baru ketimbang
yang incumbent.
"Kalau presidennya baru, swasta cenderung takut, daripada yang perpanjangan. Karena mereka belum tahu kebijakan ekonomi seperti apa yang akan diambil," pungkasnya.
Menurutnya, kecenderungan ini perlu menjadi perhatian BUMN, termasuk PLN. Hal itu terkait penyediaan listrik yang semakin tinggi seiring kenaikan kebutuhan akibat pertumbuhan berbagai sektor perekonomian. "Saya tahu, PLN butuh investasi tinggi tapi terbatas dana. BMPK (batas maksimum pemberian kredit) di bank-bank juga terbatas," sebutnya.
Salah satu alternatif pendanaan investasi PLN, menurutnya Bank Indonesia bisa mengeluarkan kebijakan untuk membeli tak hanya obligasi pemerintah, namun juga korporasinya. Dengan begitu, diharapkan percepatan investasi bisa mengejar kebutuhan masyarakat.
"Kalau presidennya baru, swasta cenderung takut, daripada yang perpanjangan. Karena mereka belum tahu kebijakan ekonomi seperti apa yang akan diambil," pungkasnya.
Menurutnya, kecenderungan ini perlu menjadi perhatian BUMN, termasuk PLN. Hal itu terkait penyediaan listrik yang semakin tinggi seiring kenaikan kebutuhan akibat pertumbuhan berbagai sektor perekonomian. "Saya tahu, PLN butuh investasi tinggi tapi terbatas dana. BMPK (batas maksimum pemberian kredit) di bank-bank juga terbatas," sebutnya.
Salah satu alternatif pendanaan investasi PLN, menurutnya Bank Indonesia bisa mengeluarkan kebijakan untuk membeli tak hanya obligasi pemerintah, namun juga korporasinya. Dengan begitu, diharapkan percepatan investasi bisa mengejar kebutuhan masyarakat.
Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/10/28/1258103/Pemilu.2014.Swasta.Bakal.Kurangi.Investasi
Analisa:
Tahun
2014 adalah tahun Pemilu Presiden untuk periode berikutnya. Berkaitan dengan
hal tersebut perusahaan swasta melakukan pengereman terhadap investasi. Hal ini
dikarenakan perusahaan swasta takut akan kebijakan ekonomi yang baru yang
dibuat oleh presiden yang baru. Perusahaan swasta lebih percaya diri melakukan
investasi pada masa pemerintahan presiden yang sedang memegang jabatan
(incumbent) ketimbang dengan presiden yang baru. Sebagai pengganti perusahaan
swasta yang melakukan pengereman terhadap investasi, BUMN mengimbangi dengan
mengeluarkan anggaran untuk belanja modal (Capex) yang lebih tinggi. Belanja modal
yaitu pengeluaran yang dilakukan dalam
rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap/ inventaris
yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, termasuk di dalamnya
adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang
sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat, serta meningkatkan
kapasitas dan kualitas aset.
Kecenderungan mengerem investasi
perlu menjadi perhatian BUMN termasuk PLN, yang mengeluarkan penyediaan listrik
dalam jumlah yang tinggi seiring kenaikan kebutuhan akibat pertumbuhan berbagai
sektor perekonomian. PLN membutuhkan investasi yang tinggi, tetapi
kekurangan dana karena bank-bank pemberi kredit juga terbatas. Dalam Harian
Kompas, (Senin, 28 Oktober 2013), mengatakan bahwa untuk alternatif investasi
PLN, Bank Indonesia bisa mengeluarkan kebijakan untuk membeli tidak hanya
obligasi pemerintah, namunjuga korporasinya. Jika tidak dilakukan demikian,
maka PLN yang kekuarangan dana tidak akan dapat melakukan fungsinya untuk
masyarakat. Dengan adanya pergantian Presiden tahun 2014 diharapkan bahwa
kebijakan ekonomi tidak mempersulit perusahaan swasta karena dengan kecenderungan
mengerem investasi BUMN harus menyeimbangi dengan mengeluarkan belanja modal
yang tinggi.
Banyak keuntungan dari perusahaan
swasta berinvestasi untuk perekonomian Indonesia. Ketika perusahaan swasta
melakukan investasi, maka akan berkaitan dengan Pendapatan Domestik Bruto yang
digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. investasi memungkinkan
perekonomian Indonesia tidak hanya bersaing di dalam negeri melainkan juga di
luar negeri. Kebijakan ekonomi oleh pemerintah mempengaruhi kinerja investasi
oleh perusahaan swasta di Indonesia. Jika perusahaan swasta mengurangi
investasi, maka mau tidak mau BUMN yang menggantikan dalam keadaan apapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar