Rabu, 30 Oktober 2013

Tulisan Bahasa Indonesia

Pertumbuhan Ekonomi RI Diklaim Salah Satu Tertinggi di Dunia

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah mengklaim pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014 sebesar 6 persen adalah salah satu yang tertinggi di dunia. Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah mengakui target pertumbuhan ini cukup tinggi bila melihat nilai PDB nominal sampai akhir 2013 diproyeksikan di atas 900 miliar dollar AS.
"Meskipun target pertumbuhan ekonomi tidak setinggi periode sebelumnya, namun target 6 persen pada 2014, menempatkan Indonesia sebagai negara emerging-countries dengan pertumbuhan tertinggi di dunia setelah China," kata Firmanzah seperti dikutip dari laman Sekretariat Kabinet di Jakarta, Minggu (27/10/2013).
            Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi penting untuk mendorong daya tahan ekonomi. Selain itu, anggaran belanja dialokasikan pada sektor-sektor produktif dan memberi efek pengganda tinggi pada peningkatan daya beli masyarakat, penyerapan lapangan kerja, dan pengurangan kemiskinan. 
            Ia menegaskan, APBN merupakan alat negara untuk mencapai target-target pembangunan, utamanya peningkatan kesejahteraan. APBN 2014 dirancang untuk menjaga momentum pertumbuhan di tengah dinamika ekonomi global dengan tetap mempertahankan prinsip kehati-hatian. Menurut Firmanzah, pertumbuhan ekonomi pada 2014 akan dikontribusikan oleh sejumlah sektor seperti industri pengolahan, sektor jasa perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, jasa keuangan, konstruksi, dan sektor pertanian-peternakan-kehutanan dan perikanan. 
“Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi nasional 2014 lebih didorong konsumsi domestik antara lain konsumsi rumah tangga, investasi, dan konsumsi pemerintah,” ungkapnya.
Analisa:
            Pertumbuhan Ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi (http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi).  Dalam artikel yang saya ambil dari Harian Kompas ( Minggu, 27 Oktober 2013), mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 sebesar 6 persen adalah salah satu yang tertinggi didunia. Hal itu disebutkan oleh Staff Bidang Ahli Presiden Pembangunan dan Ekonomi, Firmanzah. Menurut Firmanzah, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi nasional 2014 didorong konsumsi domestik antara lain, konsumsi rumah tangga, investasi, dan konsumsi pemerintah. Nilai PDB nominal sampai akhir 2013 diproyeksikan di atas 900 miliar dollar AS.

            Pendapat yang berbeda dikemukakan oleh Menteri Keuangan Chatib Basri yang mengatakan,  pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan lebih dari 6 persen di tahun depan. Hal ini disebabkan karena pemerintah memang sedang melakukan pengetatan anggaran agar ekonomi Indonesia lebih stabil. Pada tahun depan, pemerintah menargetkan defisit fiskal lebih menyusut dari 2,4 persen menjadi 1,69 persen. Chatib menganggap bahwa pemerintah saat ini harus terus melakukan prioritas anggaran. Di tahun ini dan tahun depan, pemerintah akan lebih hati-hati dalam menggunakan anggaran agar pertumbuhan ekonomi bisa stabil. Jadi, menurut Chatib, tanpa adanya stabilitas maka pertumbuhan ekonomi akan terganggu. Saya beranggapan yang sama dengan Menteri Keuangan Chatib Basri. Pemerintah Indonesia harus menggunakan prinsip kehati-hatian dalam menggunakan anggaran dan membuat skala prioritas atas anggaran tersebut. Apabila pertumbuhan ekonomi tidak stabil, maka tidak akan ada presentasi sebesar 6 persen dan menjadi salah satu tertinggi didunia. Jika saja PDB mengalami peningkatan, jika tidak ada stabilitas maka pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi pun tidak terlihat. Stabilitas yang disebutkan merupakan sebuah susunan prioritas yang harus direncanakan oleh pemerintah Indonesia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar