Senin, 28 Oktober 2013

Tulisan Bahasa Indonesia

70 Persen Kopi Dijual Ke Amerika
TRIBUNNEWS.COM GARUT,  - Tahun ini distributor kopi Koperasi Classic Bean menyalurkan 1.300 ton kopi asal Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung. Sekitar 70 persen kopi arabika dan robusta yang dipetik dan diolah para petani di Priangan ini diekspor ke Amerika Serikat. Sekretaris Koperasi Classic Bean, Hamzah Robert, mengatakan dari total 1.300 ton kopi yang didistribusikan, 1.200 ton di antaranya jenis arabika dalam bentuk ceri. Sedangkan 100 ton kopi lainnya adalah jenis robusta dalam bentuk beras atau biji kopi tanpa kulit.
"Pengolahannya dilakukan oleh para petani secara natural. Ribuan ton kopi ini dipanen sejak April sampai Agustus 2013," kata Hamzah di Gudang Robusta Classic Bean di Kampung Lekor, Desa Lembang, Kecamatan Leles, Sabtu (26/10).
Di Kabupaten Garut, tuturnya, kopi-kopi ini dihasilkan dari kaki Gunung Guntur, Papandayan, Arjuna, dan Halimun. Hampir seluruh kecamatan di kaki gunung-gunung tersebut menghasilkan kopi berkualitas tinggi. Koperasi Classic Bean, katanya, mendistribusikan sekitar 45 persen kopi yang dihasilkan dari Kabupaten Garut. Kopi arabika dalam bentuk ceri, atau kulitnya masih menempel pada biji kopi, dijual seharga Rp 4.500 sampai Rp 4.750 per kilogram. Sedangkan, kopi robusta dalam bentuk beras dijual seharga Rp 17 ribu sampai Rp 18 ribu per kilogram.
"Dari Garut dan Bandung, kopi dijual ke sejumlah pengusaha cafe di Amerika Serikat. Dari sana, sebagian lagi disalurkan ke Eropa dan Australia. Sisanya, dijual ke cafe-cafe di Bandung dan Jakarta. Selain menjaga hubungan baik, koperasi harus menjaga kualitas barangnya," kata Hamzah.
Dengan kondisi cuaca yang tidak menentu akhir tahun ini, diperkirakan panen kopi selanjutnya dimulai Maret 2014. Pada masa panen raya itu, harga kopi diperkirakan tetap stabil, tidak jauh dari harga tahun ini. Hamzah mengatakan kualitas kopi preanger atau kopi asal kawasan Priangan sangat terkenal di mancanegara. Walaupun dalam segi kuantitas, tahun ini Vietnam menyusul Indonesia sebagai negara penghasil kopi, tetapi kualitas kopi Indonesia tetap tidak terkalahkan.
"Para pengusaha cafe asal Amerika dan Eropa tetap memilih kopi Indonesia. Kalau kopi Vietnam, rasanya tidak bisa menyaingi kopi Indonesia," kata Hamzah.
Analisa:
            Indonesia terkenal dengan kekayaan sumber daya alamnya. Banyak hasil bumi yang mampu dihasilkan oleh tanah Indonesia salah satunya ada kopi. Dari masa ke masa kopi selat diminati oleh penduduk yang baik karena sangat diminati oleh penduduk mancanegara terlebih lagi diminati oleh penduduk Amerika Serikat. Indonesia mencatat dari tahun 2010 sampai sekarang, ekspor Indonesia tembus sebesar $150 miliar. Ekspor paling tertinggi ada ditahun 2010 pada bulan November sebesar $15,34 miliar. Hal yang menyebabkan terjadinya kenaikan di tahun 2010 disebabkan oleh dua faktor. Pertama, adanya kenaikan harga sejumlah komoditas ekspor seperti batu bara dan minyak sawit mentah. Kedua, adanya kenaikan volume ekspor komoditas. Hal ini menunjukan bahwa komoditas sumber daya alam di Indonesia sangat mempengaruhi seberapa besar ekspor yang dihasilkan. Selain minyak kepala sawit mentah dan batu bara, Indonesia juga mendapat banyak keuntungan dengan mengekspor kopi. Indonesia memiliki bermacam-macam kopi yang terkenal dan disukai oleh penduduk mancanegara dan sudah terbukti tidak ada yang menandingi.

            Dengan adanya angka yang bisa ditembus oleh Indonesia dengan mengekspor, tidak diragukan lagi bahwa kopi juga mendapat angka yang memuaskan. Dari hasil presentasi yang saya survei dari http://www.kemendag.go.id, pada tahun 2011, kopi mencetak angka sebesar $1.676,5 juta dan mengalami peningkatan ditahun 2012 sebesar $2.087,5 juta. Kopi memegang peran sebesar 1,36% ditahun 2012 sebagai komiditi ekspor. Saya berpendapat, apabila Indonesia pintar dalam memproduksi kekayaan alamnya, dan pintar dalam mengoperasikan transaksi ekspor, maka Indonesia akan mendapat keuntungan yang besar. Sehingga, nantinya, tidak satu negara saja yang mengimpor kopi dari Indonesia, melainkan juga negara-negara lain. Selain kopi, sumber daya alam yang memegang peranan paling besar adalah bahan bakar mineral sebesar 17,26%. Dengan kata lain, apabila peningkatan terhadap nilai ekspor semakin membaik, maka Indonesia tidak diragukan lagi dapat menghasilkan kekayaan alam yang baik pula. Pemerintah Indonesia hendaknya memperhatikan daerah-daerah  penghasil kopi, seperti kaki Gunung Guntur, Papandayan, Arjuna, dan Halimun. Mulai dari kebutuhan yang dibutuhkan oleh petani, hingga teknologi agar dapat menhasilkan kopi terbaik untuk diekspor ke luar negeri. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar