70 Persen Kopi Dijual Ke
Amerika
TRIBUNNEWS.COM GARUT,
- Tahun ini distributor kopi
Koperasi Classic Bean menyalurkan 1.300 ton kopi asal Kabupaten Garut dan Kabupaten
Bandung. Sekitar 70 persen kopi
arabika dan robusta yang dipetik dan diolah para petani di Priangan ini
diekspor ke Amerika Serikat. Sekretaris Koperasi Classic Bean, Hamzah Robert,
mengatakan dari total 1.300 ton kopi
yang didistribusikan, 1.200 ton di antaranya jenis arabika dalam bentuk ceri.
Sedangkan 100 ton kopi
lainnya adalah jenis robusta dalam bentuk beras atau biji kopi tanpa kulit.
"Pengolahannya dilakukan
oleh para petani secara natural. Ribuan ton kopi ini dipanen sejak
April sampai Agustus 2013," kata Hamzah di Gudang Robusta Classic Bean di
Kampung Lekor, Desa Lembang, Kecamatan Leles, Sabtu (26/10).
Di Kabupaten Garut, tuturnya,
kopi-kopi ini dihasilkan dari kaki Gunung Guntur, Papandayan, Arjuna, dan
Halimun. Hampir seluruh kecamatan di kaki gunung-gunung tersebut menghasilkan kopi berkualitas tinggi.
Koperasi Classic Bean, katanya, mendistribusikan sekitar 45 persen kopi yang dihasilkan dari
Kabupaten Garut. Kopi arabika dalam bentuk ceri, atau kulitnya masih menempel
pada biji kopi, dijual seharga Rp 4.500 sampai Rp 4.750 per kilogram.
Sedangkan, kopi
robusta dalam bentuk beras dijual seharga Rp 17 ribu sampai Rp 18 ribu per
kilogram.
"Dari Garut dan Bandung, kopi dijual ke sejumlah
pengusaha cafe di Amerika Serikat. Dari sana, sebagian lagi disalurkan ke Eropa
dan Australia. Sisanya, dijual ke cafe-cafe di Bandung dan Jakarta. Selain
menjaga hubungan baik, koperasi harus menjaga kualitas barangnya," kata Hamzah.
Dengan kondisi cuaca yang tidak
menentu akhir tahun ini, diperkirakan panen kopi selanjutnya dimulai Maret
2014. Pada masa panen raya itu, harga kopi diperkirakan tetap
stabil, tidak jauh dari harga tahun ini. Hamzah mengatakan kualitas kopi preanger atau kopi asal kawasan Priangan
sangat terkenal di mancanegara. Walaupun dalam segi kuantitas, tahun ini
Vietnam menyusul Indonesia sebagai negara penghasil kopi, tetapi kualitas kopi Indonesia tetap tidak
terkalahkan.
"Para pengusaha cafe asal
Amerika dan Eropa tetap memilih kopi
Indonesia. Kalau kopi
Vietnam, rasanya tidak bisa menyaingi kopi Indonesia," kata
Hamzah.
Sumber: http://www.tribunnews.com/bisnis/2013/10/26/70-persen-kopi-dijual-ke-amerika
, Sabtu, 26 Oktober 2013)
Analisa:
Indonesia
terkenal dengan kekayaan sumber daya alamnya. Banyak hasil bumi yang mampu
dihasilkan oleh tanah Indonesia salah satunya ada kopi. Dari masa ke masa kopi
selat diminati oleh penduduk yang baik karena sangat diminati oleh penduduk
mancanegara terlebih lagi diminati oleh penduduk Amerika Serikat. Indonesia
mencatat dari tahun 2010 sampai sekarang, ekspor Indonesia tembus sebesar $150
miliar. Ekspor paling tertinggi ada ditahun 2010 pada bulan November sebesar
$15,34 miliar. Hal yang menyebabkan terjadinya kenaikan di tahun 2010
disebabkan oleh dua faktor. Pertama, adanya kenaikan harga sejumlah komoditas
ekspor seperti batu bara dan minyak sawit mentah. Kedua, adanya kenaikan volume
ekspor komoditas. Hal ini menunjukan bahwa komoditas sumber daya alam di
Indonesia sangat mempengaruhi seberapa besar ekspor yang dihasilkan. Selain
minyak kepala sawit mentah dan batu bara, Indonesia juga mendapat banyak
keuntungan dengan mengekspor kopi. Indonesia memiliki bermacam-macam kopi yang
terkenal dan disukai oleh penduduk mancanegara dan sudah terbukti tidak ada
yang menandingi.
Dengan
adanya angka yang bisa ditembus oleh Indonesia dengan mengekspor, tidak
diragukan lagi bahwa kopi juga mendapat angka yang memuaskan. Dari hasil
presentasi yang saya survei dari http://www.kemendag.go.id,
pada tahun 2011, kopi mencetak angka sebesar $1.676,5 juta dan mengalami
peningkatan ditahun 2012 sebesar $2.087,5 juta. Kopi memegang peran sebesar
1,36% ditahun 2012 sebagai komiditi ekspor. Saya berpendapat, apabila Indonesia
pintar dalam memproduksi kekayaan alamnya, dan pintar dalam mengoperasikan
transaksi ekspor, maka Indonesia akan mendapat keuntungan yang besar. Sehingga,
nantinya, tidak satu negara saja yang mengimpor kopi dari Indonesia, melainkan
juga negara-negara lain. Selain kopi, sumber daya alam yang memegang peranan
paling besar adalah bahan bakar mineral sebesar 17,26%. Dengan kata lain,
apabila peningkatan terhadap nilai ekspor semakin membaik, maka Indonesia tidak
diragukan lagi dapat menghasilkan kekayaan alam yang baik pula. Pemerintah Indonesia
hendaknya memperhatikan daerah-daerah
penghasil kopi, seperti kaki Gunung Guntur, Papandayan, Arjuna, dan
Halimun. Mulai dari kebutuhan yang dibutuhkan oleh petani, hingga teknologi
agar dapat menhasilkan kopi terbaik untuk diekspor ke luar negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar