Senin, 28 Oktober 2013

Tulisan Bahasa Indonesia

BI: Utang Luar Negeri RI Turun Tipis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) RI pada Agustus mencapai 257,30 miliar dollar AS atau turun 0,9 persen dari bulan lalu sebesar 259,61 miliar dollar AS. Di samping itu, pertumbuhan tahunan ULN pada Agustus 2013 tercatat sebesar 6,6 persen year on year.
Posisi ini melambat jika dibandingkan pertumbuhan bulan lalu sebesar 7,4 persen year on year. "BI menilai tren menurunnya pertumbuhan ULN Indonesia tersebut sejalan dengan tren melambatnya perekonomian domestik," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Difi A Johansyah di Jakarta, Senin (20/10/2013).
Perlambatan pertumbuhan ULN RI pada terutama disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ULN pemerintah. ULN pemerintah pada Agustus 2013 tumbuh 2,5 persen (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan Juli 2013 sebesar 5,1 persen (yoy), sehingga pada akhir Agustus 2013 tercatat sebesar 122,07 miliar dollar AS.
Adapun ULN swasta tumbuh 10,5 persen (yoy), sedikit meningkat dibandingkan pertumbuhan Juli 2013 sebesar 9,6 persen (yoy), sehingga pada akhir Agustus 2013 tercatat sebesar 135,23 miliar dollar AS.
Berdasarkan jangka waktu, perlambatan ULN pemerintah terjadi baik pada ULN pemerintah jangka pendek maupun jangka panjang.  Untuk pertumbuhan ULN pemerintah jangka pendek menurun dari 66,6 persen (yoy) pada Juli 2013 menjadi 57,0 persen (yoy) sehingga tercatat 15,18 miliar dollar AS pada Agustus 2013.
Sementara itu, posisi ULN pemerintah jangka panjang menurun -2,3 persen (yoy) dibandingkan Juli 2013 (-0,4 persen) sehingga pada akhir Agustus tercatat sebesar 106,89 miliar dollar AS.  Dari sisi komposisi valuta, ULN Indonesia sebagian besar bervaluta dollar AS sebanyak 68,9 persen, sedangkan jenis valuta yen Jepang mencapai 12,6 persen dan sisanya terdiri dari berbagai jenis valuta.
Analisa:
            Menurut tulisan Harian Kompas (Senin, 21 Oktober 2013), Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang lambat, dilihat dari Utang Luar Negeri Indonesia yang semakin menipis. Tdak bisa dibayangkan apabila ULN di Indonesia semakin menipis dilihat dari pentingnya ULN bagi Indonesia. ULN memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan sektor industri di Indonesia, karena pada kenyataannya Indonesia tidak dapat memenuhi kebutuhan negaranya tanpa adanya ULN. Ada beberapa pentingnya peranan Utang Luar Negri bagi bangsa Indonesia, yaitu:
1.      Penutup defisit APBN
2.      Menutup kesenjangan antara saving dengan investasi dalam negri.
            Dari dua peranan ULN terhadap Indonesia diatas, kita melihat bahwa tanpa ULN Indonesia kekurangan pasokan dana untuk kepentingan negaranya. Luar Negeri tentunya memiliki syarat untuk memberikan pinjaman kepada Indonesia. Variabel yang menentukan adalah pengeluaran pemerintah, kurs mata uang Indonesia, suku bunga, Produk Domestik Bruto, dan Utang Luar Negri sebelumnya. Apabila terjadi penyusutan atau ULN mengalami penurunan, maka kita harus melihat ke variabel-variabel penentunya. Dari artikel diatas, dikatakan bahwa ULN Indonesia menipis karena melambatnya Perekonomian Domestik. Maka, menurut saya, pemerintah Indonesia hendaknya memperbaiki Perekonomian dalam negeri sehingga dapat memperbaiki turunnya ULN yang terjadi. Apabila di Indonesia pengeluaran pemerintah mengalami kenaikan, maka dana dalam negeri tidak akan bisa menutupi kekurangan negara, sehingga dibutuhkannya ULN. Hal tersebut akan menyebabkan suku bunga naik dan investor atau pengusaha lebih memilih untuk meminjam uang di luar negeri. Dengan kata lain, hal ini akan meningkatkan ULN di Indonesia, Perekonomian Domestik membaik, karena pengusaha tidak kekurangan dana untuk mengoperasikan usahanya. Sebaliknya, jika Perekonomian Domestik mengalami penurunan, itu pertanda bahwa perekonomian di Indonesia tidak baik, maka ULN pun makin rendah.
 
            Menurut pendapat saya, ULN memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya telah disebutkan dalam penjelasan sebelumnya. Ada beberapa dampak negatif ULN. Pertama, kenaikan pajak dimana pajak dikeluarkan untuk membayar cicilan dan bunga dari ULN, sehingga penduduk Indonesia harus merelekan kepentingan bersama (dana APBN) dipakai untuk membayar ULN. Kedua, akan ada tindakan korupsi tentunya. Dana ULN yang masuk ke Indonesia, ditangani oleh pejabat negara, dan tidak meuntup kemungkinan adanya dana yang digelapkan, sehingga tentunya sangat merugikan. Ketiga, apabila ULN sulit dibayar oleh Indonesia, maka yang menjadi jaminan adalah Perekonomian dan kekayaan alam Indonesia yang dinilai dapat membayar ULN. Hal ini sangat merugikan bangsa Indonesia, karena Perekonian dan kekayaan alam Indonesia merupakan aset yang berharga.

            Indonesia baiknya menangani dengan sebaik-baiknya Utang Luar Negeri agar tidak menimbulkan dampak yang negatif. Stabilitas ULN sangat penting agar tidak merugikan bangsa Indonesia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar