Senin, 17 Juni 2013

Karya Tulis

WANITA DAN AMBISI
Di dunia,yang hidup sebagian besar adalah wanita. Peran wanita sangatlah besar dalam kehidupan di dunia ini. Kesannya, wanita di dunia ini dianggap lemah oleh sebagian besar laki-laki, tanpa menyadari arti wanita di dalam kehidupan ini. Siapa bilang wanita tidak bisa menjadi raja? Bukankah Ratu Elisabeth dari Inggris adalah seorang Raja walaupun dia adalah seorang perempuan? Sepertinya sebagian dari laki-laki harus menyadari dengan adanya kekuatan para wanita di dunia ini. Dan kita para wanita harus menunjukan beberapa kekuatan kita kepada laki-laki.
Seperti yang kita ketahui, bahwa pada masa penjajahan dahulu, seorang pahlawan emansipasi wanita, yaitu R.A. Kartini, membela habis-habisan supaya wanita bisa sama seperti laki-laki dapat menempuh pendidikan. Setelah semua kerja kerasnya berhasil dan wanita Indonesia dapat bersekolah baiknya laki-laki, ternyata diferensiasi alias perbedaan muncul tiada henti. Dalam hal bekerja, seorang wanita sudah diberi gambaran, setinggi-tingginya ia menempuh pendidikan, pekerjaan utamanya adalah bergulat dengan urusan rumah tangga, seperti memasak, mencuci, mengurus suami dan anak, dll. Lalu, sebagai laki-laki, mereka bisa menggunakan gelar pendidikan mereka di dunia pekerjaan dan tidak salah lagi, mereka tidak sia-sia menempuh pendidikan yang tinggi. Apakah saat ini kita memerlukan seorang pahlawan emansipasi lagi seperti R.A. Kartini? Tidak mungkin saya rasa. Kita sendirilah yang harus membela diri kita sebagai seorang wanita.
Kekerasan dalam Rumah Tangga alias KDRT marak bersuara di Indonesia. Banyak suami yang menurut saya “GILA” tega menganiaya istrinya. Dan saya rasa, kita wanita apa salahnya untuk belajar ilmu bela diri. Setidaknya supaya pada saat suami mulai bermain tangan kita bisa membalasnya lebih sakit lagi. Salahkah wanita berfikir demikian? Setidaknya itu buat berjaga-jaga kalau kita wanita yang dianggap lemah ini suatu saat dianiaya oleh laki-laki. Perlu disadari oleh para laki-laki, kalau seorang perempuan memberikan kasih sayangnya kepada mereka, berarti mereka adalah makhluk yang benar-benar beruntung diciptakan di dunia ini. Setidaknya Tuhan menciptakan Hawa untuk menemani Adam yang kesepian.
Tidak jarang juga wanita menjadi pemuas kebutuhan para laki-laki saja. Ada wanita bodoh dan pintar di dunia ini. Wanita bodoh dengan nyaman dan penuh dengan kerelaan memberikan aset berharga kepada laki-laki hanya dengan dijanjikan cinta dan harta. Sedangkan wanita pintar, dia akan memberikan aset berharganya ketika cinta dan harta telah datang ke kehidupannya secara nyata atau dengan kata lain terealisasi. Dia akan memberikannya kepada laki-laki yang sudah mengikat dirinya di ikatan pernikahan.  Ada perbedaan yang membedakan wanita dan laki-laki. Wanita itu ibarat gelas kaca dan laki-laki adalah gelas kaleng. Jika wanita telah kehilangan aset paling berharganya, dia seperti gelas yang pecah. Mau diapakan lagi dia? Walaupun bisa direkatkan dengan lem, apakah bentuknya bisa utuh dan tetap sama seperti sedia kala? Lalu, laki-laki. Jika laki-laki memberikan aset berharganya kepada wanita, dia hanya seperti gelas kaleng yang jatuh ke lantai. Pertama,bunyinya berisik sekali tetapi lama-kelamaan akan hilang juga. Wanita akan kehilangan, sedangkan laki-laki dapat melakukannya berulang kali dan tidak akan kehilangan apapun. Benar-benar berbeda ternyata. Jadi wanita, tetaplah menjadi aman! Jangan sembarang memberi, karena efeknya akan sangat menyakitkan.
Tetapi, lelaki baik dan sejati, memberikan cintanya berupa pengorbanan kepada wanita yang dicintainya. Ia tidak akan pernah membiarkan wanita yang dia cintai terluka, menangis, dan menderita. Senyum seorang wanita adalah penghargaan besar-besaran dalam kehidupannya. Dia bisa menjadi teman, saudara, dan sebagai pacar, disaat suka maupun duka. Memberikan didikan yang mengarahkan wanita kearah yang baik, menegur jika salah, dan mengusap air mata untuk wanita yang dicintainya.  Wanita bisa mengerti kenapa ia harus menjadi pribadi yang sabar. Tetapi, tidak selamanya ia mengerti karena semua kebahagiaanya adalah berasal dari pasangannya.
Takdir tidak akan pernah berubah untuk wanita di dunia ini, bahwa mereka harus bergulat dengan urusan rumah tangga, merawat anak, dan mengurus suaminya. Tetapi, perbedaan dari takdir itu adalah, ketika laki-laki membuat takdir wanita ialah berkat yang diberikan Tuhan. Wanita bisa menjalaninya dengan sepenuh hati dan penuh cinta. Wanita butuh dukungan. Ia tidak selamanya sempurna. Miliki wanita dengan apa adanya.

                                                                             Oleh: Herlina Mayang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar